SPO IKAN NILA
PERSIAPAN KOLAM
Tujuannya untuk mendapatkan kolam
yang cocok dan layak untuk kehidupan induk ikan Nila sehingga dapat
menghasilkan benih yang berkualitas.
Pengelolaan Tanah Kolam
1. Alat an Bahan
·
Cangkul
·
Hand Traktor
2. Prosedur Kerja
1.
Pengeringan
Kolam
Ø Pengeringan
dilakukan dengan cara membuang seluruh air kolam dengan menutup pintu masuk air dan
membuka pintu pengeluaran air dan berlangsung selama satu hari.
Ø Kolam
dibiarkan terjemur sinar matahari selama
± 4 – 7 hari sampai tanah dasar retak-retak.
Ø Pengeringan
bertujuan memberantas hama dan penyakit, memperbaiki struktur tanah dasar dan
membuang gas-gas beracun.
2.
Pembalikan
Tanah Kolam
Ø Pembalikan
struktur tanah kolam dilakukan dengan menggunakan cangkul untuk mengatur
kemiringan kearah pintu pengeluaran air.
Ø
Pembalikan tanah dasar kolam bertujuan untuk
menyempurnakan pengeringan dasar kolam agar lebih merata.
Pengapuran
1. Alat dan Bahan
·
Ember plastik dan timbangan
·
Kapur (CaCO3/CaO).
2. Prosedur kerja
Ø Pengapuran
dilakukan setelah pengeringan dan setelah pembalikan tanah kolam ( 2 kali
pengapuran ).
Ø Menimbang
kapur sesuai dengan luas lahan dengan dosis 50 gr/m2.
Ø Pengapuran
yakni cara menabur kering kering dilakukan dengan cara menebar keseluruh
permukaan dasar kolam sampai merata bertujuan menormalkan pH tanah, dan
memberantas hama dan penyakit.
Ø
Kemudian kolam dibiarkan selama 1-2 hari
Pemupukan
1. Alat dan Bahan
·
Ember plastik
·
Pupuk organik (pupuk kandang) dan Pupuk
Anorganik (Urea, TSP)
·
Timbangan
2. Prosedur kerja
Ø Tujuan
pemupukan untuk menumbuhkan pakan alami phytoplangton dan Zooplangton.
Ø Pupuk
ditimbang sesuai dosis, untuk pupuk kandang 150-500 gr/m 2 dilakukan
dengan luas lahan. Untuk pupuk Urea 25 gr/m2 dan pupuk TSP 15 gr/m2.
Ø
Pemupukan dilakukan dengan cara menebar pupuk ke
seluruh tanah dasar kolam, dengan cara seperti itu pupuk tersebar merata.
Penisian air
1.
Alat
dan Bahan
· Kolam
pemeliharaan induk ikan Nila
2.
Prosedur
kerja
Ø Memasang
pipa pada saluran pengeluaran air dengan tinggi pipa sesuai dengan kebutuhan,
selanjutnyamembuka pintu pemasukan air.
Ø Diisi air
15-25 cm dan didiamkan sampai 1-2 hari sampai warna air kehijau-hijaun
menandakan bahwa terjadi pertumbuhan pakan alami (Phytoplangton dan
Zooplangton).
Ø Kolam
dibiarkan selama 2-3 hari untuk menumbuhkan pakan alami
Ø Kemudian
menaikkan tinggi air sesuai dengan kebutuhan.
PEMILIHAN CALON INDUK
Tujuannya
untuk mendapatkan Ikan Nila yang sehat, unggul dan layak untuk budidaya ikan
sesuai dengan CPIB
Seleksi induk Nila jantan dan betina
1. Alat dan Bahan
· Serok/seser
· Baskom
Besar
· Calon
induk Nila jantan
· Timbangan
2. Prosedur kerja
Ø Pertama
tama air pada kolam induk jantan dikurangi satu hari sebelumnya dengan membuka
pintu pengeluaran air dan memasang saringan agar ikan tidak keluar kolam.
Ø Menyisikan
air dengan ketinggian ± 50 cm untuk
mempermudah penangkapan.
Ø Calon
induk ikan Nila jantan ditangkap satu persatu dengan menggunakan serok kemudian
dilakukan pengamatan.
Ø Seleksi
induk ikan Nila dilakukan dengan
pengamatan dengan memperhatikan ciri-ciri induk berkualitas baik sebagai berikut.
Ø Untuk
jantan :
Kondisi Sehat
Bentuk badan normal
Sisik besar dan tersusun rapi
Kepala relatif kecil dibandingkan dengan badan
Badan tebal dan berwarna mengkilap (tidak kusam)
Gerakan lincah
Pertumbuhan sangat cepat
Sangat responsif terhadap makanan buatan yang
diberikan
Resisten terhadap serangan hama, parasit, dan penyakit
Dapat hidup dan tumbuh pada lingkungan yang
relatif buruk
Ø
Untuk betina :
Mampu
memproduksi benih dalam jumlah yang besar dalam jumlah yang besar dengan
kualitas yang tinggi
Kondisi
sehat
Bentuk
badan normal
Sisik
besar dan tersusun rapi
Kepala
relatif kecil dibandingkan dengan badan
Badan
tebal dan berwarna mengkilap (tidak kusam)
Gerakan
lincah
Pertumbuhan
sangat cepat
Sangat
responsif terhadap makan buatan yang diberikan
Resisten
terhadap serangan hama, parasit, dan penyakit
Dapat
hidup dan tumbuh baik pada lingkungan yang relatif buruk.
Ø Selanjutnya
memilih induk ikan Niila jantan dan betina yang matang gonad dengan ciri-ciri sebagai
berikut
Ø Untuk
jantan :
Memiliki
umur matang gonad untuk jantan 8 bulan dan berbobot 20 gr.
Pada
alat urogenetial terdapat satu buah lubang yaitu : lubang sperma merangkap
lubang urine
Ujung
sirip berwarna lebih gelap/kehitam hitaman
Ø
Untuk betina :
Memiliki
umur matang gonad untuk betina 5-6 bulan dan berbobot 200-500 gr.
Terdapat
dua buah lubang pada urogenetial : lubang pengeluaran telur, dan lubang urine
Ujung
sirip berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas
Warna
perut lebih putih
Warna
dagu putih
Jika
perut distriping mengeluarkan cairan
Ø
Kemudian bebas penyakit dan tidak cacat.
Ø
Selabjutnya calon induk ditampung di kolam induk
yang telah disiapkan.
Pemeliharaan induk
Tujuannya
agar Ikan Nila terbebas dari penyakit dan bakteri pathogen yang dapat membahayakan
kelangsungan unit pembenihan.
1. Karantina induk
1.
Alat
dan Bahan
·
Kolam induk
·
Induk Ikan Nila jantan dan betina
·
Obat-obatan
·
Baskom
2.
Prosedur
kerja
Ø Melakukan
pengamatan visual terhadap kondisi ikan dan keselamatan induk dengan
memperhatikan kondisi ikan aktif,
pergerakan ikan, dan tubuh ikan apakah terdapat penyakit.
Ø Apabila
ditemukan penyakit pada induk, maka induk harus diberi perlakuan pengobatan
sesuai jenis penyakit.
Ø Obat-obatan
yang dipakai harus terdaftar di
derektorat jendral perikanan budidaya (DJPB).
Ø Kegiatan
dilakukan sampai induk ikan sehat kembali.
2. Pemberian pakan
1.
Alat
dan bahan
· Ember
plastik
· Pakan
Ikan untuk induk
· Induk
ikan Nila jantan dan betina
· Timbangan
2.
Prosedur
kerja
Ø Menghitung
berat pakan yang akan diberikan kepada induk ikan dengan menggunakan timbangan
dan ember penampung pakan.
Ø Dosis
pemberian pakan pada induk ikan yakni 3% dari berat tubuh ikan per ekor per
hari.
Ø Pemberian
pakan dilakukan secara teratur yakni pagi, siang, dan sore hari (dosiis 3%
dibagi 3).
3.
Pengontrolan
kualitas air
1.
Alat
dan Bahan
· Termometer
batang
· DO
meter
· Kolam
Ikan Nila jantan dan betina
2.
Prosedur
kerja
Ø Pengukuran
kualitas air minimal sekali dalam seminggu yang meliputi suhu dengan termometer
batang, Ph air dan kadar oksigen dengan DO meter.
Ø Untuk
kandungan logam berat hg, Cd, Pb
dilakukan pengukuran minimal sekali setiap tahun.
Ø
Melakukan pergantian air setiap 2 kali sebulan
agar tetap besih menjaga kemungkinan hama-hama dengan kolam tidak berkembang
biak.
PEMIJAHAN
Untuk
mendapatkan telur Ikan Nila yang sehat tanpa cacat.
Pemijahan di kolam pemijahan
1.
Persiapan
kolam
1.
Alat
dan Bahan
· Kolam
pemijahan
2.
Prosedur
kerja
Ø
SPO 01 persiapan kolam.
Penebaran induk
1.
Alat
dan Bahan
·
Kolam pemijahaan
·
Induk ikan Nila jantan dan betina
2.
Prosedur
kerja
Ø
Melepaskan induk ikan Nila ke kolam pemijahan
pada pagi hari dengan perbandingan jumlah induk Ikan Nila betina dan jantan 3 :
1 dengan padat tebar 2 ekor/m2.
Proses pemijahan
1.
Alat
dan Bahan
·
Kolam pemijahan
·
Induk ikan Nila jantan dan betina
2.
Prosedur
kerja
Ø Setelah
ditebar induk-induk ikan Nila tidak langsung memijah secara alami Ikan Nila
punya waktu tersendiri untuk memijah.
Ø Bila
telah mendapatkan pasangan, ikan jantan
membuat cekungan di dasar sebagai tempat pemjihan. Cenkungan berbentuk bulat,
cekung dengan garis tengah kira 30-50 cm atau tergantung ukuran induk ikan.
Ø Setelah
cekungan selesai di buat, pasangan ikan
Nila melakukan pemijahan pada saat matahari terbenam, selama proses pemijahan induk betina bearada
didalam cekungan . kemudian induk jantan mendekati induk betina dan pada saat
itu induk betina mengeluarkan telurnya.
Telur-telur itu tersimpan dalam cekungan dan dalam waktu yang bersamaan
induk jantan menghamburkan spermanya disitu dan terjadilah pembuahan
(fertiliasi).
Ø
Telur yang telah dibuahi lalu di kulum oleh
induk betina tidak makan sehingga kelihatan kurus.
Penetasan Telur
1. Alat dan Bahan
·
Kolam pemijahan
·
Induk Ikan Nila jantan dan betina
2. Prosedur kerja
Ø Telur
menetas setelah 2 hari, anak nila (burayak) yang baru menetas masih
mengandungkantong kuning telur. Ukuran burayak yang baru menetas antara 0,9-1
mm.
Ø
Burayak ini masih terus tinngal di dalam mulut induknya sampai 5-7
hari sampai kuning telurnya terserap habis. Setelah itu burayak mulai mencari
makan di luar mulut induknya.
Pemanenan Larva
1.
Alat
dan Bahan
·
Saringan halus
·
Waring halus
·
Baskom
·
Serok/seser untuk larva
·
Larva ikan nila
2.
Prosedur
kerja
Ø Panen
larva dilakukan pada umur 7 hari dan sepagi mungkin untuk menghindari stress
pada larva yakni jam 06.00.
Ø Memasang
saringan didepan pintu pengeluaran air agar larva tidak keluar.
Ø Mengurangi
air pada kolam secara perlahan lahan sampai ketinggian 30 cm.
Ø Kemudian
memasang waring halus di pintu pengeluaran air karena biasanya larva berkumpul
di pintu pengeluaran air kemudian ditangkap dengan menggunakan serok/seser.
Ø
Selanjutnya dipindahkan ke kolam pendederan.
Pendederan
Tujuannya
untuk mendapatkan benih yang layak untuk budidaya dan berkualitas sesuai
kebutuhan konsumen.
Persiapan kolam pendederan
1.
Alat
dan Bahan
·
Hand traktor
·
Cankul
·
Ember plastik
·
Timbangan
·
Pupuk organik (pupuk kandang) dan pupuk
anorganik (pupuk urea, TSP
·
Kapur (CaCO3, CaO)
·
Kolam pendederan
2.
Prosedur
kerja
1.
Pengeringan
kolam
Ø Pengeringan
dilakukan dengan cara membuang seluruh air kolam dengan menutup pintu
masuk air dan membuka pintu pengeluaran
air dan biasanya berlangsung 1 hari penuh.
Ø Kolam
dibiarkan terjemur sinar matahari selama
± 4-7 hari sampai tanah dasar
retak-retak.
Ø Pengeringan
bertujuan untuk memberatas hama dan
penyakit, memperbaiki struktur tanah dasar dan membuang gas-gas beracun.
2. Pengolahan kolam
Ø Pengolahan
dasar kolam dilakukan dengan menggunakan hand traktor untuk mempermudah
kemudian memnggunakan cangkul untuk mengatur kemiringan kearah pintu
pengeluaran air.
Ø Pencangkulan
bertujuan agar tanah dasar kedap air, strukturnya
baik dan higienis.
3.
Pengapuran
Ø Pengapuran
dilakukan setelah pengeringan dan setelah pembalikan
tanah kolam (2 kali pengapuran).
Ø Menimbang
kapur sesuai dengan luas lahan dengan dosis 50 gr/m2.
Ø Pengapuran
ada yakni cara menabur kering yakni dilakukan dengan cara menebar keseluruh
permukaan dasar kolam sampai merata bertujuan menormalkan Ph tanah, dan
memberantas ham penyakit.
Ø Kemudian
kolam dibiarkan selama 1-2 hari.
4. Pemupukan
Ø Tujuan
pemupukan untuk menumbuhkan pakan alami pytolangton dan zooplangton.
Ø Pupuk
ditimbang sesuai dengan dosis, untuk pupuk kandang 150-500 gr/m2.
Ø Pemupukan
dilakukan dengan cara menebar pupuk keseluruh tanah dasar kolam, dengan cara
seperti itu pupuk dapat tersebar merata.
5. Pengisian air
Ø Memasang
pipa pada saluran pengeluaran air dengan tinggi pipa sesuai dengan kebutuhan,
selanjutnya membuka pintu pemasukan air.
Ø Diisi
air 15-25 cm dan didamkan selama 1-2 hari sampai waarna air kehijau-hijauan
menandakan bahwa terjadi pertumbuhan pakan alami (Pytoplangton dan Zooplangton).
Ø Kolam
dibiarkan selama 2-3 hari untuk menumbuhkan pakan alami.
Ø
Kemudian menaikkan ketinggian air sesuai dengan
kebutuhan.
Penebaran benih
1.
Alat
dan Bahan
·
Larva Ikan Nila
·
Kolam pendederan
2.
Prosedur
kerja
Ø Setelah
beniih berumur 7 hari dipindahkan pada kolam
pendederan pertama dengan menggunakan serok/seser dan ember dan dilakukan
dengan hati-hati agar benih tidak stres.
Ø Pada
kolam pendederan benih pertama benih
dipelihara hingga mencapai umur 2 minggu setelah pendederan, dengan padat tebar
300ekor/m2 dan dilakukan
pengamatan perkembangan dan kesehatan benih secara periodik serta dilakukan
pemeliharaan kualitas air dengan pengamatan setiap hari, dan biasanya benih
sudah mencapai ukuran 1-3 cm.
Ø Kolam
pendederan kedua adalah benih yang dipindahkan dari kolam pendederan
pertama, jumlah penebaran benih adalah
100-125 ekor/m2 . dan dipelihara selama 2-3 minggu serta dilakukan pengmatan
perkembangan dan kesehatan benih secara
periodik. Benih pada kondissi ini mencapai ukuran 3-5 cm.
Ø
Kolam pendederan ketiga adalah benih yang
berasal dari kolam pendederan kedua. Untuk mencapai ukuran yang normal biasanya
penebaran benih biasanya hanya 50-75 ekor/m2 dan dipelihara 2-3
minggu serta dilakukan pengamatan perkembangan dan kesehatan benih secara
periodik. Benih pada kondisi ini mencapai ukuran 5-8 cm.
Pemberian pakan
1.
Alat
dan Bahan
·
Benih Ikan Nila
·
Pakan
2.
Prosedur
kerja
Ø Pemberian
pakan dilakukan secara teratur yakni pagi, siang, dan sore hari.
Ø Pakan
yang diberikan kepada benih Ikan Nila sesuai dengan dosis, serta kandungan
nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan benih Ikan Nila.
Ø Pakan
yang diberikan pada benih Ikan Nila disesuaikan dengan kemampuan benih Ikan
Nila dalam mengkomsumsi makanan.
Ø Pendederan
I tingkat pemberian pakan 3% dari berat tubuh/ekor/hari, frekuensi pemberian
pakan sebanyak 3 kali, pagi, siang, dan sore hari.
Ø Pendederan
II tingkat pemberian pakan 3-5% dari berat tubuh/ekor/hari, frekuensi pemberian
pakan sebanyak 3 kali, pagi, siang, dan sore hari.
Ø
Pendederan III tingkat pemberian pakan 3-5% dari
berat tubuh/ekor/hari, frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali, pagi, siang,
dan sore hari.
Penaggulangan Hama dan Penyakit
1.
Alat
dan Bahan
·
Larva ikan Nla
·
Kolam pendederan
2.
Prosedur
Kerja
·
Pengontrolan dilakukan setiap hari untuk melihat
keadaan kolam.
·
Waktunya bisa bersamaan dengan pemberian pakan
tambahan.
·
Saat pengontrolan keadaannya harus diamati
dengan cermat, agar setiap kejadian dapat segera ditangani.
·
Kemudian bila ada tanda-tanda benih terserang
penyakit harus segera diambil tindakan.
·
Benih yang terserang ditandai dengan gerakanny
lamban atau tidak normal, dan tidak nafsu makan. Kemudian bila dilihat lebih
dekat atau ditangkap badannya brwarna pucat
Pemanenan Benih
Tujuannya
untuk medapatkan beih yang seragamdan bermutu sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Persiapan panen
1.
Alat
dan Bahan
·
Waring
·
Baskom
·
Serok/seser
·
Saringan
2.
Prosedur
kerja
Ø Panen
dilakukan setelah masa pemeliharaan berakhir.
Ø Alat-alat
yang dipakai dalam panen dipersiapkan sebelum satu hari sebelum panen.
Ø Panen
dilaksanakan sepagi mungkin sekitar jam 06.00 untuk mengurangi dampak stress
pada ikan.
Ø
Pemasangan saringan dan pembukaan lubang
pengeluaran air dilakukan satu hari sebelumnya, sehingga ketika matahari terbit
air sudah menyusut dan bisa dilakukan panen secepatnya.
Panen
1.
Alat
dan Bahan
·
Waring
·
Baskom
·
Serok/gayung
·
Saringan
·
Serok/seser
2.
Prosedur
Kerja
1.
Panen
selektif
Ø Panen
selektif dilakukan tanpa mengurangi air kolam, panen ini dilakukan oleh dua
orang dengan mempergunakan seser tarik dan dilakukan dengan hati-hati.
Ø Seser
terbuat dari waring yang berbentuk persegi panjang yang berukuran 1×2 meter.
Ø Seser
ditarik oleh dua orang dan ditarik di pinggir kolam dengan hati-hati dan
cermat, karena biasanya benih berkumpul di pinggir kolam mencari makan.
Ø Hasil
panen dibawah secepatnya dengan menggunakan ember ke tempat yang telah
disediakan terlebih dahulu (di tempat air mengalir) agar benih ikan tidak
stres, kemudian dibawah ke bak sortasi, untuk memisahkan sesuai dengan ukuran
yang diinginkan.
2.
Panen
Total
Ø Panen
total dilakukan dengan pengeringan terlebih dahulu.
Ø Pertama-tama
pintu air pada kolam yang akan dikeringkan ditutup terlebih dahulu, kemudian
pintu pengeluaran air dibuka dan dipegangi seser di depannya supaya benih tidak
keluar.
Ø Sambil
menunggu kolam air surut, benih sedikit demi sedikit ditangkap dengan waring,
dimsukkan dalam ember, kemudian ditampung dalam hapa yang dipasang tidak jauh
dari tempat panen.
Ø Pada
saat sudah berkurang dan tinggal 3/4 dari kolam dibuatkan kemalir dari pintu
pemasukan ke pintu pembuangan supaya
benih dapat berkumpul di kubangan yang
terlebih dahulu disiapkan.
Ø Benih
ditangkap menggunakan serok/seser dan dilakukan dengan cermat dan hati-hati
untuk menghindari stres pada benih.
Ø
Setelah benih ditangkap kemudian dipindahkan
secepatnya dengan menggunakan ember ke tempat penampungan benih yaitu ditempat
air yang mengalir untuk menghindaari stres pada benih.
Seleksi Benih
1.
Alat
dan Bahan
·
Hapa
·
Benih Ikan Nila
·
Serok
2.
Prosedur
kerja
Ø Benih
yang sebelumnya di tampung di hapa di seleksi berdasarkan ukuran dengan
menggunakan serok/seser.
Ø Membersihkan
kotoran-kotoran yang terbawaw bersama benih.
Ø Melakukan
seleksi berdasarkan ukuran benih yang sama.
Ø
Ukuran panen untuk tahap pendederan I : 1-3 cm,
pendederan II : 3-5 cm, pendederan III : 5-8 cm.
Pengemasan dan distribusi benih
Tujuanya
untuk jaminan kepada konsumen bahwa benih sampai di tempat tujuan dengan
kondisi masih hidup.
1.
Alat
dan Bahan
·
Air
·
Tabung oksigen
·
Kantong plastik packing
·
Karet gelang
·
Benih Ikan Nila
2.
Prosedur
Kerja
Ø Benih
yang dikemas sesuai dengan pesanan konsumen dan kepadatan benih tergantung dari
ukuran benih dan waktu tempuh.
Ø Potong
kantong plastik sepanjagn 2 meter.
Ø Ikat
bagian tengah plastik dan masukkan salah satu bagian ke bagian yang lainnya
sehingga akan berbentuk kantong dua lapis.
Ø Isi
kantong plastik dengan 5-10 liter air bersih.
Ø Masukkan
benih yang akan diangkut. Kepadatan benih dalam plastik tergantung dari ukuran,
ukuran 1-3 cm sebanyak 1.000-1.500 ekor, 3-5 cm sebanyak 700-900 ekor, 5-8 cm
sebanyak 40-600 ekor.
Ø Buang
udara dalam kantong, lalu masukkan oksigen dari tabung dengan selang kecil
sampai diperkirakan mencapai setengah bagian kantong tersebut.
Ø Ikat
dengan karet gelang sampai rapat.
Ø
Setelah benih dikemas sesuai dengan pesanan
konsumen maka sipa untuk didistribusikan.
Distribusi Benih
1.
Alat
dan Bahan
·
Kendaraan
2.
Prosedur
Kerja
Ø Bahan
pengemasan antara lain kantong plastik, kardus atau styrofoam sebagai
pengamanan bagi trasportasi jarak jauh.
Ø
Setelah benih dikemas maka siap didistribusikan
ke tempat tujuan.
Biosecurity
Tujuannya
untuk mencegah masuknya dan berkembangnya organisme pathogen pada unit
pembenihan serta terbebasnya dari penyakitdan bahan pencemaran.
Pemagaran dan penyekatan
1.
Alat
dan Bahan
·
Pagar unit pembenihan
2.
Prosedur
kerja
Ø Pemagaran
‘’luar” dilakukan pada bagian terluar dari batas lokasi unit pembenihan dan
dikelilingi berupa pagar besi dan memasang akses hanya satu pintu masuk yang
tidak dapat dilalui oleh kendaraan.
Ø Pemagaran
‘’dalam’’ dilakukan pada unit masuk ke area pembenihan, bangsal panen, laboratorium basah, laboratorium
kering dan ruang peralatan agar orang yang tidak berkepentingan dan hewan yang
berpotensi membawa organisme phatogen dan pencemar tidak masuk ke dalam lokasi
unit pembenihan.
Ø Penyekatan
juga dilakukan pada area sub unit produksi
yang satu dengan yang lainnya untuk mencegah kontaminasi silang.
Ø
Pemasangan saringan juga dilakukan pada setiap
pintu masuk air pada kolam agar organisme phatogen tidak masuk melalui saluran
air.
Sterilisasi ruang, peralatan dan personil
1.
Alat
dan Bahan
·
Desinfektan
·
Larutan Clorine
·
Pakaian kerja + sepatu boot
·
Kain lap
·
Sabun
2.
Prosedur
kerja
Ø Pencucian
dilakukan pada wadah yang telah digunakan dengan menggunakan larutan
desinfektan dan memastikan baktery/virus phatogen tidak berkembang
Ø Dilakukan
penyemprotan pada lantai, dinding, atap dan sudut-sudut ruangan yang sulit
dibersihkan untuk memutus siklus organisme phatogen yang tidak dikehendaki.
Ø Pupuk,
pakan, peralatan dan bahan kimia lainnya disimpan di tempat khusus dan terpisah
agar tidak terjadi kontaminasi.
Ø Pemasangan
bak stelilisasi dan cu i tangan dilakukan di depan pintu masuk bangsal panen.
Ø Peralatan
yang digunakan terlebih dahulu disterilisasi dengan direndam di larutan Clorie.
Ø personil
diharuskan memakai pakaian kerja + sepatu boot ketika akan melakukan pekerjaan
dan membersihkan setelah memakainya.
Ø
Untuk masuk keruangan pembenihan personil
diharuskan melakukan sterilisasi alas kaki dan tangan sebelum dan setelah
melakukan pekerjaan.
Sanitasi Lingkungan Perbenihan
1.
Alat
dan Bahan
·
Peralatan
kebersihan (sapu, tempat sampah dll)
2.
Prosedur
kerja
Ø Balai
Benih Ikan harus tidak terganggu dari limbah rumah tangga serta mempunyai
saluran pemuagan sendiri, dan tidak terganggu dari pencemaran limbah pertanian
Ø Balai
Bebih Ikan wajip dilengkapi fasilitas kebersihan seperti peraltan kebersihan,
tempat sampah, dan toilet.
Ø
Kebersihan balai benih ikan harus terjaga.
Pemeliharaan Sumber Air
1.
Alat
dan Bahan
·
Pipa
·
Kolam pengendapan
2.
Prosedur
kerja
Ø Penggunaan
aor di balai benih ikan terdiri dari dua sumber yaitu mata air langsung dan
sumur bor tanah dalam.
Ø Penyakuran
air masing-masing menggunakan pipa, pada ujung pipa terdapat kolam pengendapan
untuk membagi ke saluran pasokan air dalam kolam, kemudian dilakukan filtrasi
dan Water
treatment untuk mengeliminasi organisme phatogen dan mereduksi
kandungan logam berat.
Ø
Bak pengendapan harus selalu dibersihkan supaya
air yang mengalir ke kolam benar-benar sudah bersih dari kotoran dan ham-hama
yang terbawa dari sumber mata air.
Penanganan limbah
1.
Alat
dan Bahan
·
Kolam limbah
2.
Prosedur
kerja
Ø
Air limbah dan seluruh proses kegiatan terlebih
dahulu di endapkan di kolam pengelolaan limbah sebelum dikeluarkan dari lokasi
unit pembenihan