Kamis, 28 Maret 2013

SPO Ikan Nila


SPO IKAN NILA 

PERSIAPAN KOLAM
Tujuannya untuk mendapatkan kolam yang cocok dan layak untuk kehidupan induk ikan Nila sehingga dapat menghasilkan benih yang berkualitas.
Pengelolaan Tanah Kolam
1.    Alat an Bahan
·       Cangkul
·       Hand Traktor
2.    Prosedur Kerja
1.    Pengeringan Kolam
Ø Pengeringan dilakukan dengan cara membuang seluruh air kolam        dengan menutup pintu masuk air dan membuka pintu pengeluaran air dan berlangsung selama satu hari.
Ø Kolam dibiarkan terjemur sinar matahari selama  ± 4 – 7 hari sampai tanah dasar retak-retak.
Ø Pengeringan bertujuan memberantas hama dan penyakit, memperbaiki struktur tanah dasar dan membuang gas-gas beracun.
2.          Pembalikan Tanah Kolam
Ø  Pembalikan struktur tanah kolam dilakukan dengan menggunakan cangkul untuk mengatur kemiringan kearah pintu pengeluaran air.
Ø  Pembalikan tanah dasar kolam bertujuan untuk menyempurnakan pengeringan dasar kolam agar lebih merata.
Pengapuran
1.       Alat dan Bahan
·         Ember plastik dan timbangan
·         Kapur (CaCO3/CaO).
2.       Prosedur kerja
Ø  Pengapuran dilakukan setelah pengeringan dan setelah pembalikan tanah kolam ( 2 kali pengapuran ).
Ø  Menimbang kapur sesuai dengan luas lahan dengan dosis 50 gr/m2.
Ø  Pengapuran yakni cara menabur kering kering dilakukan dengan cara menebar keseluruh permukaan dasar kolam sampai merata bertujuan menormalkan pH tanah, dan memberantas hama dan penyakit.
Ø  Kemudian kolam dibiarkan selama 1-2 hari
Pemupukan
1.       Alat dan Bahan
·         Ember plastik
·         Pupuk organik (pupuk kandang) dan Pupuk Anorganik (Urea, TSP)
·         Timbangan
2.       Prosedur kerja
Ø  Tujuan pemupukan untuk menumbuhkan pakan alami phytoplangton dan Zooplangton.
Ø  Pupuk ditimbang sesuai dosis, untuk pupuk kandang 150-500 gr/m 2 dilakukan dengan luas lahan. Untuk pupuk Urea 25 gr/m2 dan pupuk TSP 15 gr/m2.
Ø  Pemupukan dilakukan dengan cara menebar pupuk ke seluruh tanah dasar kolam, dengan cara seperti itu pupuk tersebar merata.
Penisian air
1.    Alat dan Bahan
·      Kolam pemeliharaan induk ikan Nila
2.    Prosedur kerja
Ø Memasang pipa pada saluran pengeluaran air dengan tinggi pipa sesuai dengan kebutuhan, selanjutnyamembuka pintu pemasukan air.
Ø Diisi air 15-25 cm dan didiamkan sampai 1-2 hari sampai warna air kehijau-hijaun menandakan bahwa terjadi pertumbuhan pakan alami (Phytoplangton dan Zooplangton).
Ø Kolam dibiarkan selama 2-3 hari untuk menumbuhkan pakan alami
Ø Kemudian menaikkan tinggi air sesuai dengan kebutuhan.

PEMILIHAN CALON INDUK
Tujuannya untuk mendapatkan Ikan Nila yang sehat, unggul dan layak untuk budidaya ikan sesuai dengan CPIB
Seleksi induk Nila jantan dan betina
1.       Alat dan Bahan
·      Serok/seser
·      Baskom Besar
·      Calon induk Nila jantan
·      Timbangan
2.       Prosedur kerja
Ø  Pertama tama air pada kolam induk jantan dikurangi satu hari sebelumnya dengan membuka pintu pengeluaran air dan memasang saringan agar ikan tidak keluar kolam.
Ø  Menyisikan air dengan ketinggian  ± 50 cm untuk mempermudah penangkapan.
Ø  Calon induk ikan Nila jantan ditangkap satu persatu dengan menggunakan serok kemudian dilakukan pengamatan.
Ø  Seleksi induk ikan Nila  dilakukan dengan pengamatan dengan memperhatikan ciri-ciri induk berkualitas baik sebagai berikut.
Ø  Untuk jantan :
*      Kondisi Sehat
*      Bentuk badan normal
*      Sisik besar dan tersusun rapi
*      Kepala relatif kecil dibandingkan dengan badan
*      Badan tebal dan berwarna mengkilap (tidak kusam)
*      Gerakan lincah
*      Pertumbuhan sangat cepat
*      Sangat responsif terhadap makanan buatan yang diberikan
*      Resisten terhadap serangan hama, parasit,  dan penyakit
*      Dapat hidup dan tumbuh pada lingkungan yang relatif buruk
Ø Untuk betina :
*    Mampu memproduksi benih dalam jumlah yang besar dalam jumlah yang besar dengan kualitas yang tinggi
*     Kondisi sehat
*     Bentuk badan normal
*     Sisik besar dan tersusun rapi
*     Kepala relatif kecil dibandingkan dengan badan
*     Badan tebal dan berwarna mengkilap (tidak kusam)
*     Gerakan lincah
*     Pertumbuhan sangat cepat
*     Sangat responsif terhadap makan buatan yang diberikan
*     Resisten terhadap serangan hama, parasit, dan penyakit
*    Dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan yang relatif buruk.

Ø Selanjutnya memilih induk ikan Niila jantan dan betina  yang matang gonad dengan ciri-ciri sebagai berikut
Ø Untuk jantan :
*    Memiliki umur matang gonad untuk jantan 8 bulan dan  berbobot 20 gr.
*    Pada alat urogenetial terdapat satu buah lubang yaitu : lubang sperma merangkap lubang urine
*    Ujung sirip berwarna lebih gelap/kehitam hitaman
Ø Untuk betina :
*    Memiliki umur matang gonad untuk betina 5-6 bulan dan berbobot 200-500 gr.
*    Terdapat dua buah lubang pada urogenetial : lubang pengeluaran telur, dan lubang urine
*    Ujung sirip berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas
*    Warna perut lebih putih
*    Warna dagu putih
*    Jika perut distriping mengeluarkan cairan
Ø Kemudian bebas penyakit dan tidak cacat.
Ø Selabjutnya calon induk ditampung di kolam induk yang telah disiapkan.
Pemeliharaan induk
Tujuannya agar Ikan Nila terbebas dari penyakit dan bakteri pathogen yang dapat membahayakan kelangsungan unit pembenihan.
1.       Karantina induk
1.       Alat dan Bahan
·         Kolam induk
·         Induk Ikan Nila jantan dan betina
·         Obat-obatan
·         Baskom
2.       Prosedur kerja
Ø  Melakukan pengamatan visual terhadap kondisi ikan dan keselamatan induk dengan memperhatikan kondisi  ikan aktif, pergerakan ikan, dan tubuh ikan apakah terdapat penyakit.
Ø  Apabila ditemukan penyakit pada induk, maka induk harus diberi perlakuan pengobatan sesuai jenis penyakit.
Ø  Obat-obatan yang dipakai harus terdaftar  di derektorat jendral perikanan budidaya (DJPB).
Ø  Kegiatan dilakukan sampai induk ikan sehat kembali.
2.       Pemberian pakan
1.       Alat dan bahan
·      Ember plastik
·      Pakan Ikan untuk induk
·      Induk ikan Nila jantan dan betina
·      Timbangan
2.       Prosedur kerja
Ø Menghitung berat pakan yang akan diberikan kepada induk ikan dengan menggunakan timbangan dan ember penampung pakan.
Ø Dosis pemberian pakan pada induk ikan yakni 3% dari berat tubuh ikan per ekor per hari.
Ø Pemberian pakan dilakukan secara teratur yakni pagi, siang, dan sore hari (dosiis 3% dibagi 3).
3.         Pengontrolan kualitas air
1.         Alat dan Bahan
·      Termometer batang
·      DO meter
·      Kolam Ikan Nila jantan dan betina
2.         Prosedur kerja
Ø Pengukuran kualitas air minimal sekali dalam seminggu yang meliputi suhu dengan termometer batang, Ph air dan kadar oksigen dengan DO meter.
Ø Untuk kandungan logam berat  hg, Cd, Pb dilakukan pengukuran minimal sekali setiap tahun.
Ø Melakukan pergantian air setiap 2 kali sebulan agar tetap besih menjaga kemungkinan hama-hama dengan kolam tidak berkembang biak.
PEMIJAHAN
Untuk mendapatkan telur Ikan Nila yang sehat tanpa cacat.
Pemijahan di kolam pemijahan
1.         Persiapan kolam
1.         Alat dan Bahan
·      Kolam pemijahan
2.         Prosedur kerja
Ø SPO 01 persiapan kolam.
Penebaran induk
1.         Alat dan Bahan
·      Kolam pemijahaan
·      Induk ikan Nila jantan dan betina
2.         Prosedur kerja
Ø Melepaskan induk ikan Nila ke kolam pemijahan pada pagi hari dengan perbandingan jumlah induk Ikan Nila betina dan jantan 3 : 1 dengan padat tebar 2 ekor/m2.
Proses pemijahan
1.         Alat dan Bahan
·      Kolam pemijahan
·      Induk ikan Nila jantan dan betina
2.         Prosedur kerja
Ø Setelah ditebar induk-induk ikan Nila tidak langsung memijah secara alami Ikan Nila punya waktu tersendiri untuk memijah.
Ø Bila telah mendapatkan  pasangan, ikan jantan membuat cekungan di dasar sebagai tempat pemjihan. Cenkungan berbentuk bulat, cekung dengan garis tengah kira 30-50 cm atau tergantung ukuran induk ikan.
Ø Setelah cekungan selesai di buat,  pasangan ikan Nila melakukan pemijahan pada saat matahari terbenam,  selama proses pemijahan induk betina bearada didalam cekungan . kemudian induk jantan mendekati induk betina dan pada saat itu induk betina mengeluarkan telurnya.  Telur-telur itu tersimpan dalam cekungan dan dalam waktu yang bersamaan induk jantan menghamburkan spermanya disitu dan terjadilah pembuahan (fertiliasi).
Ø Telur yang telah dibuahi lalu di kulum oleh induk betina tidak makan sehingga kelihatan kurus.
Penetasan Telur
1.       Alat dan Bahan
·      Kolam pemijahan
·      Induk Ikan Nila jantan dan betina
2.       Prosedur kerja
Ø Telur menetas setelah 2 hari, anak nila (burayak) yang baru menetas masih mengandungkantong kuning telur. Ukuran burayak yang baru menetas antara 0,9-1 mm.
Ø Burayak ini masih terus  tinngal di dalam mulut induknya sampai 5-7 hari sampai kuning telurnya terserap habis. Setelah itu burayak mulai mencari makan di luar mulut induknya.
Pemanenan Larva
1.         Alat dan Bahan
·      Saringan halus
·      Waring halus
·      Baskom
·      Serok/seser untuk larva
·      Larva ikan nila
2.       Prosedur kerja
Ø Panen larva dilakukan pada umur 7 hari dan sepagi mungkin untuk menghindari stress pada larva yakni jam 06.00.
Ø Memasang saringan didepan pintu pengeluaran air agar larva tidak keluar.
Ø Mengurangi air pada kolam secara perlahan lahan sampai ketinggian 30 cm.
Ø Kemudian memasang waring halus di pintu pengeluaran air karena biasanya larva berkumpul di pintu pengeluaran air kemudian ditangkap dengan menggunakan serok/seser.
Ø Selanjutnya dipindahkan ke kolam pendederan.
Pendederan
Tujuannya untuk mendapatkan benih yang layak untuk budidaya dan berkualitas sesuai kebutuhan konsumen.

Persiapan kolam pendederan
1.         Alat dan Bahan
·       Hand traktor
·       Cankul
·       Ember plastik
·       Timbangan
·      Pupuk organik (pupuk kandang) dan pupuk anorganik (pupuk urea, TSP
·       Kapur (CaCO3, CaO)
·       Kolam pendederan
2.         Prosedur kerja
1.    Pengeringan kolam
Ø Pengeringan dilakukan dengan cara membuang seluruh air kolam dengan menutup pintu masuk  air dan membuka pintu pengeluaran air dan biasanya berlangsung 1 hari penuh.
Ø Kolam dibiarkan terjemur sinar matahari selama  ±  4-7 hari sampai tanah dasar retak-retak.
Ø Pengeringan bertujuan untuk  memberatas hama dan penyakit, memperbaiki struktur tanah dasar dan membuang gas-gas beracun.
2.     Pengolahan kolam
Ø Pengolahan dasar kolam dilakukan dengan menggunakan hand traktor untuk mempermudah kemudian memnggunakan cangkul untuk mengatur kemiringan kearah pintu pengeluaran air.
Ø Pencangkulan bertujuan agar tanah dasar kedap air,  strukturnya baik dan higienis.
3.    Pengapuran
Ø Pengapuran dilakukan setelah pengeringan dan setelah pembalikan tanah kolam (2 kali pengapuran).
Ø Menimbang kapur sesuai dengan luas lahan dengan dosis 50 gr/m2.
Ø Pengapuran ada yakni cara menabur kering yakni dilakukan dengan cara menebar keseluruh permukaan dasar kolam sampai merata bertujuan menormalkan Ph tanah, dan memberantas ham penyakit.
Ø Kemudian kolam dibiarkan selama 1-2 hari.
4.    Pemupukan
Ø Tujuan pemupukan untuk menumbuhkan pakan alami pytolangton dan zooplangton.
Ø Pupuk ditimbang sesuai dengan dosis, untuk pupuk kandang 150-500 gr/m2.
Ø Pemupukan dilakukan dengan cara menebar pupuk keseluruh tanah dasar kolam, dengan cara seperti itu pupuk dapat tersebar merata.
5.     Pengisian air
Ø Memasang pipa pada saluran pengeluaran air dengan tinggi pipa sesuai dengan kebutuhan, selanjutnya membuka pintu pemasukan air.
Ø Diisi air 15-25 cm dan didamkan selama 1-2 hari sampai waarna air kehijau-hijauan menandakan bahwa terjadi pertumbuhan pakan alami (Pytoplangton dan Zooplangton).
Ø Kolam dibiarkan selama 2-3 hari untuk menumbuhkan pakan alami.
Ø Kemudian menaikkan ketinggian air sesuai dengan kebutuhan.
Penebaran benih
1.         Alat dan Bahan
·      Larva Ikan Nila
·      Kolam pendederan
2.         Prosedur kerja
Ø Setelah beniih berumur  7 hari dipindahkan pada kolam pendederan pertama dengan menggunakan serok/seser dan ember dan dilakukan dengan hati-hati agar benih tidak stres.
Ø Pada kolam pendederan benih  pertama benih dipelihara hingga mencapai umur 2 minggu setelah pendederan, dengan padat tebar 300ekor/m2  dan dilakukan pengamatan perkembangan dan kesehatan benih secara periodik serta dilakukan pemeliharaan kualitas air dengan pengamatan setiap hari, dan biasanya benih sudah mencapai ukuran 1-3 cm.
Ø Kolam pendederan kedua adalah benih yang dipindahkan dari kolam pendederan pertama,  jumlah penebaran benih adalah 100-125 ekor/m2 . dan dipelihara selama 2-3 minggu serta dilakukan pengmatan perkembangan  dan kesehatan benih secara periodik. Benih pada kondissi ini mencapai ukuran 3-5 cm.
Ø Kolam pendederan ketiga adalah benih yang berasal dari kolam pendederan kedua. Untuk mencapai ukuran yang normal biasanya penebaran benih biasanya hanya 50-75 ekor/m2 dan dipelihara 2-3 minggu serta dilakukan pengamatan perkembangan dan kesehatan benih secara periodik. Benih pada kondisi ini mencapai ukuran 5-8 cm.
Pemberian pakan  
1.         Alat dan Bahan
·         Benih Ikan Nila
·         Pakan
2.         Prosedur kerja
Ø  Pemberian pakan dilakukan secara teratur yakni pagi, siang, dan sore hari.
Ø  Pakan yang diberikan kepada benih Ikan Nila sesuai dengan dosis, serta kandungan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan benih Ikan Nila.
Ø  Pakan yang diberikan pada benih Ikan Nila disesuaikan dengan kemampuan benih Ikan Nila dalam mengkomsumsi makanan.
Ø  Pendederan I tingkat pemberian pakan 3% dari berat tubuh/ekor/hari, frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali, pagi, siang, dan sore hari.
Ø  Pendederan II tingkat pemberian pakan 3-5% dari berat tubuh/ekor/hari, frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali, pagi, siang, dan sore hari.
Ø  Pendederan III tingkat pemberian pakan 3-5% dari berat tubuh/ekor/hari, frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali, pagi, siang, dan sore hari.
Penaggulangan Hama dan Penyakit
1.         Alat dan Bahan
·         Larva ikan Nla
·         Kolam pendederan
2.         Prosedur Kerja
·       Pengontrolan dilakukan setiap hari untuk melihat keadaan kolam.
·       Waktunya bisa bersamaan dengan pemberian pakan tambahan.
·      Saat pengontrolan keadaannya harus diamati dengan cermat, agar setiap kejadian dapat segera ditangani.
·      Kemudian bila ada tanda-tanda benih terserang penyakit harus segera diambil tindakan.
·      Benih yang terserang ditandai dengan gerakanny lamban atau tidak normal, dan tidak nafsu makan. Kemudian bila dilihat lebih dekat atau ditangkap badannya brwarna pucat
Pemanenan Benih
Tujuannya untuk medapatkan beih yang seragamdan bermutu sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Persiapan panen
1.         Alat dan Bahan
·         Waring
·         Baskom
·         Serok/seser
·         Saringan
2.         Prosedur kerja
Ø  Panen dilakukan setelah masa pemeliharaan berakhir.
Ø  Alat-alat yang dipakai dalam panen dipersiapkan sebelum satu hari sebelum panen.
Ø  Panen dilaksanakan sepagi mungkin sekitar jam 06.00 untuk mengurangi dampak stress pada ikan.
Ø  Pemasangan saringan dan pembukaan lubang pengeluaran air dilakukan satu hari sebelumnya, sehingga ketika matahari terbit air sudah menyusut dan bisa dilakukan panen secepatnya.
Panen
1.         Alat dan Bahan
·         Waring
·         Baskom
·         Serok/gayung
·         Saringan
·         Serok/seser
2.         Prosedur Kerja
1.    Panen selektif
Ø Panen selektif dilakukan tanpa mengurangi air kolam, panen ini dilakukan oleh dua orang dengan mempergunakan seser tarik dan dilakukan dengan hati-hati.
Ø Seser terbuat dari waring yang berbentuk persegi panjang yang berukuran 1×2 meter.
Ø Seser ditarik oleh dua orang dan ditarik di pinggir kolam dengan hati-hati dan cermat, karena biasanya benih berkumpul di pinggir kolam mencari makan.
Ø Hasil panen dibawah secepatnya dengan menggunakan ember ke tempat yang telah disediakan terlebih dahulu (di tempat air mengalir) agar benih ikan tidak stres, kemudian dibawah ke bak sortasi, untuk memisahkan sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
2.    Panen Total
Ø Panen total dilakukan dengan pengeringan terlebih dahulu.
Ø Pertama-tama pintu air pada kolam yang akan dikeringkan ditutup terlebih dahulu, kemudian pintu pengeluaran air dibuka dan dipegangi seser di depannya supaya benih tidak keluar.
Ø Sambil menunggu kolam air surut, benih sedikit demi sedikit ditangkap dengan waring, dimsukkan dalam ember, kemudian ditampung dalam hapa yang dipasang tidak jauh dari tempat panen.
Ø Pada saat sudah berkurang dan tinggal 3/4  dari kolam dibuatkan kemalir dari pintu pemasukan  ke pintu pembuangan supaya benih dapat berkumpul di kubangan yang  terlebih dahulu disiapkan.
Ø Benih ditangkap menggunakan serok/seser dan dilakukan dengan cermat dan hati-hati untuk menghindari stres pada benih.
Ø Setelah benih ditangkap kemudian dipindahkan secepatnya dengan menggunakan ember ke tempat penampungan benih yaitu ditempat air yang mengalir untuk menghindaari stres pada benih.
Seleksi Benih
1.         Alat dan Bahan
·       Hapa
·       Benih Ikan Nila
·       Serok
2.         Prosedur kerja
Ø Benih yang sebelumnya di tampung di hapa di seleksi berdasarkan ukuran dengan menggunakan serok/seser.
Ø Membersihkan kotoran-kotoran yang terbawaw bersama benih.
Ø Melakukan seleksi berdasarkan ukuran benih yang sama.
Ø Ukuran panen untuk tahap pendederan I : 1-3 cm, pendederan II : 3-5 cm, pendederan III : 5-8 cm.
Pengemasan dan distribusi benih
Tujuanya untuk jaminan kepada konsumen bahwa benih sampai di tempat tujuan dengan kondisi masih hidup.
1.         Alat dan Bahan
·       Air
·       Tabung oksigen
·       Kantong plastik packing
·       Karet gelang
·       Benih Ikan Nila
2.         Prosedur Kerja
Ø Benih yang dikemas sesuai dengan pesanan konsumen dan kepadatan benih tergantung dari ukuran benih dan waktu tempuh.
Ø Potong kantong plastik sepanjagn 2 meter.
Ø Ikat bagian tengah plastik dan masukkan salah satu bagian ke bagian yang lainnya sehingga akan berbentuk kantong dua lapis.
Ø Isi kantong plastik dengan 5-10 liter air bersih.
Ø Masukkan benih yang akan diangkut. Kepadatan benih dalam plastik tergantung dari ukuran, ukuran 1-3 cm sebanyak 1.000-1.500 ekor, 3-5 cm sebanyak 700-900 ekor, 5-8 cm sebanyak 40-600 ekor.
Ø Buang udara dalam kantong, lalu masukkan oksigen dari tabung dengan selang kecil sampai diperkirakan mencapai setengah bagian kantong tersebut.
Ø Ikat dengan karet gelang sampai rapat.
Ø Setelah benih dikemas sesuai dengan pesanan konsumen maka sipa untuk didistribusikan.
Distribusi Benih
1.         Alat dan Bahan
·       Kendaraan
2.         Prosedur Kerja
Ø  Bahan pengemasan antara lain kantong plastik, kardus atau styrofoam sebagai pengamanan bagi trasportasi jarak jauh.
Ø  Setelah benih dikemas maka siap didistribusikan ke tempat tujuan.
Biosecurity
Tujuannya untuk mencegah masuknya dan berkembangnya organisme pathogen pada unit pembenihan serta terbebasnya dari penyakitdan bahan pencemaran.
Pemagaran dan penyekatan
1.         Alat dan Bahan
·       Pagar unit pembenihan
2.         Prosedur kerja
Ø Pemagaran ‘’luar” dilakukan pada bagian terluar dari batas lokasi unit pembenihan dan dikelilingi berupa pagar besi dan memasang akses hanya satu pintu masuk yang tidak dapat dilalui oleh kendaraan.
Ø Pemagaran ‘’dalam’’ dilakukan pada unit masuk ke area pembenihan,  bangsal panen, laboratorium basah, laboratorium kering dan ruang peralatan agar orang yang tidak berkepentingan dan hewan yang berpotensi membawa organisme phatogen dan pencemar tidak masuk ke dalam lokasi unit pembenihan.
Ø Penyekatan juga dilakukan pada area sub unit produksi  yang satu dengan yang lainnya untuk mencegah kontaminasi silang.
Ø Pemasangan saringan juga dilakukan pada setiap pintu masuk air pada kolam agar organisme phatogen tidak masuk melalui saluran air.
Sterilisasi ruang, peralatan dan personil
1.         Alat dan Bahan
·       Desinfektan
·       Larutan Clorine
·       Pakaian kerja + sepatu boot
·       Kain lap
·       Sabun
2.         Prosedur kerja
Ø Pencucian dilakukan pada wadah yang telah digunakan dengan menggunakan larutan desinfektan dan memastikan baktery/virus phatogen tidak berkembang
Ø Dilakukan penyemprotan pada lantai, dinding, atap dan sudut-sudut ruangan yang sulit dibersihkan untuk memutus siklus organisme phatogen yang tidak dikehendaki.
Ø Pupuk, pakan, peralatan dan bahan kimia lainnya disimpan di tempat khusus dan terpisah agar tidak terjadi kontaminasi.
Ø Pemasangan bak stelilisasi dan cu i tangan dilakukan di depan pintu masuk bangsal panen.
Ø Peralatan yang digunakan terlebih dahulu disterilisasi dengan direndam di larutan Clorie.
Ø personil diharuskan memakai pakaian kerja + sepatu boot ketika akan melakukan pekerjaan dan membersihkan setelah memakainya.
Ø Untuk masuk keruangan pembenihan personil diharuskan melakukan sterilisasi alas kaki dan tangan sebelum dan setelah melakukan pekerjaan.
Sanitasi Lingkungan Perbenihan
1.         Alat dan Bahan
·       Peralatan kebersihan (sapu, tempat sampah dll)
2.         Prosedur kerja
Ø Balai Benih Ikan harus tidak terganggu dari limbah rumah tangga serta mempunyai saluran pemuagan sendiri, dan tidak terganggu dari pencemaran limbah pertanian
Ø Balai Bebih Ikan wajip dilengkapi fasilitas kebersihan seperti peraltan kebersihan, tempat sampah, dan toilet.
Ø Kebersihan balai benih ikan harus terjaga.
Pemeliharaan Sumber Air
1.         Alat dan Bahan
·       Pipa
·       Kolam pengendapan
2.         Prosedur kerja
Ø Penggunaan aor di balai benih ikan terdiri dari dua sumber yaitu mata air langsung dan sumur bor tanah dalam.
Ø Penyakuran air masing-masing menggunakan pipa, pada ujung pipa terdapat kolam pengendapan untuk membagi ke saluran pasokan air dalam kolam, kemudian dilakukan filtrasi dan Water  treatment untuk mengeliminasi organisme phatogen dan mereduksi kandungan logam berat.
Ø Bak pengendapan harus selalu dibersihkan supaya air yang mengalir ke kolam benar-benar sudah bersih dari kotoran dan ham-hama yang terbawa dari sumber mata air.
Penanganan limbah
1.         Alat dan Bahan
·       Kolam limbah
2.         Prosedur kerja
Ø Air limbah dan seluruh proses kegiatan terlebih dahulu di endapkan di kolam pengelolaan limbah sebelum dikeluarkan dari lokasi unit pembenihan